Jumat, 09 Agustus 2013

Liburan ke Aceh dan Pulau Weh (5 - 8 Agustus 2013)

Horeee... Akhirnya Liburan Juga!!
Semester 4 pun berakhir dengan nilai yang agak hancur belur. Dan saatnya membuat pikiran menjadi amnesia dengan berjalan-jalan ke wilayah Indonesia, yaitu Banda Aceh-Pulau Weh. Perjalanan ini berlangsung pada tanggal 5 Agustus hingga 8 Agustus bersama kakak dan temannya kakak. Dengan menggunakan pesawat terbang, perjalanan dari Medan-Banda Aceh memakan waktu 1 jam dan tidak ada perbedaan waktu setempat. Kali ini berangkatnya sudah dari bandara Kuala Namu (bukan Polonia lagi). Walaupun jauh dari Medan, yang namanya traveller sejati pasti tak ada masalah deh!!

Day 1 (5 Agustus 2013)

Bermula dari Medan menuju ke Kuala Namu, suatu bandara baru yang letaknya 1 jam dari Medan. Bandara ini masih baru sehingga masih banyak empty lot. Pesawat yang kami naiki adalah Sriwijaya Air dan mengalami delay dari jam 10 (seharusnya) menjadi jam 3 sore. Sehingga pada jam 4 sore baru sampai ke Banda Aceh. Sesampainya ke Aceh, kami mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda, bandara ini meninggalkan kisah di memoriku karena mirip Polonia yang sudah tidak beroperasi lagi. Setelah sampai di bandara dan didampingi teman kakak,kami langsung diajak untuk menginap di suatu kos yang katanya murahhh bangett (Rp.40ribu/malam dengan fasilitas AC, TV, Air Panas, Dapur, Wifi, kurang apalagi,coba??). Kos ini berlokasi di Jln. Mesjid Alhuda Banda Aceh. Karena kami sudah agak telat untuk menuju ke Pulau Weh dari Banda Aceh, kami akhirnya bermalam disini. Karena tidak tahu apa-apa mengenai Aceh, jadi hanya ikut teman kakak saja jalannya. Makan malam di suatu warung kecil Sup Sumsum Kutaraja dan makan rujak kacang di Bakso Kojek (Jln. Kartini, Peunayong Banda Aceh). Sayangnya ketika sedang ingin melakukan dokumentasi, baterai sedang dalam kondisi krisis sehingga tidak ada foto untuk kali ini..

Day 2 (6 Agustus 2013)
Pagi hari kami berangkat dari Banda Aceh menuju ke Pulau Weh lewat Pelabuhan Ulee Lheue. Kami naik kapal feri ekspress menuju sana dengan harga Rp. 60.000 dan tiba di Pulau Weh selama 1 jam. Di Pulau Weh ada kota yang bernama Sabang. Dikatakan bahwa Sabang adalah kota terbarat, bisa dibilang terujung di Indonesia. Kami tinggal di Hotel Kartika yang terletak di Jalan Perdagangan yang merupakan pusat dari kota. Setelah itu, kami langsung menuju ke Pantai Iboih untuk snorkeling. Sebab, datang ke Sabang tanpa snorkeling bagaikan kopi tanpa gula. Pantai Iboih adalah pantai yang sangat jernih dan berwarna biru kehijauan. Untuk snorkeling, kami harus naik speed boat menyeberangi pulau di seberang, Pulau Rubiah. Karena ini baru pertama kalinya snorkeling,maka instruktur memandu saya dan kakak hingga kami bisa nyaman untuk berjalan di bawah air. Di bawah laut itu, dapat terlihat banyak sekali ikan-ikan, bulu babi dan terumbu karang yang membuat kulitku luka. Dibawah laut juga dijumpai banyak sekali hal-hal yang unik misalnya kadaver mobil. Pokoknya snorkeling ini ga cukup lah sehari. Selain snorkeling, juga diajari untuk menyelam lebih ke dasar lagi. Puas banget deh!! Selesai snorkeling, kami menuju ke Tugu 0 Kilometer. Disini adalah titik terujung dari Sabang. Ketika datang kesini, kamu bisa membeli souvenir maupun sertifikat bahwa kamu telah menginjakkan kaki di 0 Kilometer. Pemandangan senja hari sungguh cocok untuk dinikmati disini ditemani seekor babi hutan yang berkeliaran. Karena snorkeling dan jalan-jalan kesini lama, kami pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke pusat kota Sabang. Lalu membeli makan malam mie aceh (karena khas aceh,bro!) dan nasi goreng aceh. Karena seharian ini juga sudah lelah, akhirnya kami juga tidur sangat awal..

Feri menuju ke Sabang

Tiba di Pantai Iboih

Snorkeling 

Ikan badut (Nemo)

Dunia Bawah Laut

Kadaver Mobil

Tugu 0 Kilometer


Day 3 (7 Agustus 2013)
Hari ini kami pergi ke Santai Sumur Tiga. Disebut santai mungkin karena Sabang (Santai Banget) dan disini juga ada kok tempat santainya.. Tadaaaa!


Bukan hanya bisa tiduran dengan santai saja, disini juga menyediakan makanan termasuk seafood, pizza dan minuman yang khas buatan orang Aceh. Pemandangan disini juga gak kalah dengan Pantai Iboih. Jika depresi dan butuh keep calm, datang saja kesini: Santai Sumur Tiga!!
Selanjutnya, kami menuju ke Pantai Anoi Itam. Sebenarnya aslinya daerah ini merupakan suatu villa (Resort) yang dimana tempat penginapan ini menghadap ke arah pantai. Yang khas dari daerah sini adalah makanannya dan gazebo yang cocok untuk kongkow-kongkow sambilan melihat tenangnya air di pantai. Makanan seperti bihun goreng yang saya pesan untuk makan siang sangatlah direkomendasikan jika datang kesini! Menghabiskan waktu kongkow disini dan akhirnya sorenya, kami balik kembali ke Banda Aceh dengan menggunakan kapal feri ekspres. Sesampai di Aceh, suara riuh dari jalanan terdengar, sebab hari ini bertepatan dengan pembukaan hari Idul Fitri, oleh karena itu saya ucapkan Minal Aidin Walfaidzin, Mohon maaf lahir batin.. Selamat hari raya kepada seluruh umat Muslim!!

Diatas batang kayu untuk menunjukkan keindahan pantai

Pose di Santai Sumur Tiga 

Ombak pecah di Santai Sumur Tiga 


Pantai Anoi Itam 

Bihun Goreng Anoi Itam Resort
Nasi Goreng Anoi Itam Resort


Day 4 (8 Agustus 2013)
Akhirnya hari ini balik dari Banda Aceh ke Medan.Diakhiri dengan makan Pop Mie sebagai makan siang, pada pukul jam 3 sore akhirnya sampai juga di kota Medan. Sungguh melelahkan, tetapi memang pengalaman di Aceh-Pulau Weh itu sungguh sesuatu.

Notes Tambahan:

  • Sangat sulit untuk mencari makan di luar jika berpergian ke Aceh menjelang ibadah puasa dan hari raya Idul Fitri. Sebab, Aceh merupakan daerah mayoritas Islam.
  • Kami sebenarnya juga merencanakan untuk mengunjungi Goa Jepang di Sabang dan Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh, namun waktu tidak mendukung untuk kesana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar